Masjid Simpul Tarekat Nusantara di Klaten

Majelis Klaten - Masjid Kadirejo terletak di Dukuh Kadirejo, Desa Kadirejo, Kecamatan Karanganom, Klaten. Saat ini masjid tersebut diberi nama Masjid Al Mujahidin.

Tokoh yang pertama kali babad desa dan mendirikan masjid adalah Kyai Muda. Kyai Muda merupakan keturunan dari Kyai Reso Pawiro yang makamnya di belakang Masjid Baitul Mukarom pusat Kota Kecamatan Karanganom. Kyai Reso Pawiro sendiri merupakan putra Kyai Bagus Mustahal (Karanganom) putra dari Kyai Umar Said atau Sunan Nglawu.

Dari Reso Pawiro inilah kemudian menurunkan Ulama-ulama Besar seperti: KH Mufid Mas'ud (PP Sunan Pandanaran Yogyakarta) dan KH Muhammad Syafi'i yang kemudian berputra KH Muhammad Nuharussurur (PP Ta'mirul Islam Surakarta).

Di kompleks belakang Masjid Kadirejo dimakamkan Kyai Muda beserta para putra seperti Kyai Thalib dan Kyai Said. Tidak mengherankan jika nisannya corak nisan Bayatan. Bahkan sampai ini, hubungan dengan Bayat, yakni keturunan Sunan Pandanaran ing Tembayat masih lestari.

Tokoh lain yang menguatkan Iman dan Islam di Kadirejo adalah Kyai Ahmad. Ternyata Kyai Ahmad sendiri juga berasal dari Nglawu. Jadi masih merupakan kerabat jauh. Kyai Ahmad kemudian menikah dengan putri yang kemudian masih keturunan Kyai Muda ini.

Dari Kyai Ahmad inilah Syiar Islam berkembang pesat. Kadirejo menjadi pusat keagamaan, banyak santri mukim untuk mengaji, diantaranya Kyai Talib (Leluhur PP Al Muayyad Surakarta) dan Kyai Mannan (Pendiri NU Klaten).

Kyai Ahmad sendiri merupakan Mursyid dari Tarekat Syadziliyah. Beliau mengambil berkah sanad dari Syekh Ahmad Nahrowi Muhtarom di Mekkah. Dari beliau lah kemudian sanad Tarekat Syadziliyah berkembang sampai di Nusantara.

Masjid Kadirejo pernah terbakar. Kemudian tahun 1950an dibangun ulang tanpa merubah bangunan aslinya. Dahulu sebagaimana masjid tua lainnya, Masjid Kadirejo memiliki kolam disekeliling masjid dan mustaka mahkota terbuat dari tanah liat.

Peninggalan yang masih terlihat berupa jam matahari. Selain itu masih rutin dilantunkan Maulid Sholawat Diba'. Walaupun dulu, Sholawatan Jowo pernah ada. Masjid ini bertiang 4 atau cagak papat. Bedug masjid model gaya Surakarta disertai kentongan. Masih terlihat juga serambi dan pawestren. (Minardi)

0 Komentar